Pura Tirta Empul yang lebih dikenal sebagai istana Tampaksiring yang terletak di Desa Manukaya Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar. Ini merupakan sebuah peninggalan Kerajaan Bali, salah satu dari beberapa peninggalan purbakala yang menarik untuk disaksikan dan diketahui di desa ini. Di sini terdapat sebuah mata air yang sangat besar dan kolam tempat penyucian diri(melukat). Pada ketinggian terdapat Istana Presiden yang dibangun pada pemerintahan Presiden Soekarno pada pada kunjungan tahun 1954, yang sekarang digunakan sebagai rumah istirahat bagi tamu penting dan merupakan satu-satunya Istana Kepresidenan yang di bangun setelah Indonesia Merdeka.
Pura ini dibangun pada tahun 960 A.D tepatnya pada zaman Raja Chandra Bhayasingha dari Dinasti Warmadewa. Pura ini dibagi atas Tiga bagian seperti Pura lainnya yang terdapat Jaba Pura (HaLaman Muka), Jaba Tengah (Halaman Tengah) dan Jeroan (Halaman Dalam). Di Jaba Tengah terdapat 2 (dua) buah kolam persegi panjang yang memiliki 30 buah pancuran yang berderet dari Timur ke Barat menghadap ke Selatan. Masing – masing pancuran tersebut mempunyai nama tersendiri diantaranya pancuran Pengelukatan, Pebersihan, Sudamala dan Pancuran Cetik (Racun). Pancuran Cetik ini berhubungan dengan mitologi pertempuran Mayadenawa Raja Batu Anyar (Bedahulu) dengan Bhatara Indra. Singkat cerita Raja Mayadenawa dengan sesuka hatinya melarang rakyat melakukan upacara keagamaan yang bertujuan untuk mohon keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa. Perbuatannya pun diketahui oleh para Dewa yang dipimpin oleh Bhatara Indra dan akhirnya menyerang Raja Mayadenawa. Dalam pertempuran Raja Mayadenawa kalah dan membuat sebuah mata air Cetik (Racun) yang mengakibatkan banyaknya pasukan Bhatara Indra keracunan atau sakit keras dan akhirnya Bhatara Indra menancapkan tombaknya dan mengeluarkan air keluar dari tanah (Tirta Empul) dan menyembuhkan semua pasukan Bhatara Indra.