Tur di Bali

informasi tour murah ke bali


Tinggalkan komentar

Legung Luwih


Legung Luwih adalah nama salah satu objek wisata di Kabupaten Tabanan tepatnya di Desa Tunjuk. Objek wisata ini menawarkan pemandangan indah dari pedesaan yang masih asri dengan aktivitas penduduknya. Disini kalian akan di ajak berkeliling untuk melihat bangunan tradisional, lahan pertanian atau perkebunan. Selain itu kalian juga bisa berpartisipasi untuk membajak sawah dengan menggunakan alat tradisional yaitu kerbau atau sapi, menanam padi dan menuai.

          Disini juga kalian bisa menyaksikan pembuatan gula merah dengan cara tradisional dan melihat petani menurunkan air nira dari pohon enau yang merupakan bahan dasar miniman khas Bali yaitu tuak. Kalian juga akan diajak berkeliling mengunjungi kebun tropis yang didalamnya terdapat berbagai macam buah-buahan seperti durian, mangga, nanas, salak, kelapa, vanili, rambutan, kakao, sawo, manggis dan lain-lain. Terakhir kalian akan di ajak untuk mengunjungi hutan yang didalamnya terdapat sungai berair jernih. Masyarakat disekitar Legung Luwih sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.


Tinggalkan komentar

Pura Kehen


Pura Kehen merupakan pura terbesar di Kabupaten Bangli, tepatnya terletak di Desa Cempaga. Pura ini adalah pura yang unik karena sangat berbeda dengan Pura  Kahyangan Jagat lainnya. Pintu masuk ke pura ini menggunakan Candi Kurung sedangkan  Pura  Kahyangan Jagat pada umumnya menggunakan Candi Bentar. Selain itu terdapat Bale Kulkul pada batang pohon beringin. Konon jika ranting pohon tersebut patah maka akan ada musibah yang melanda warga/desa itu. Belum jelas kapan pura ini didirikan walaupun sudah di temukan tiga buah prasasti tentang pura ini.  Dipura ini terdapat 33 orang pemangku.


Tinggalkan komentar

Pura Pulaki


Pura Pulaki adalah salah satu nama pura yang berada di Kabupaten Buleleng. Letaknya di Desa Banyu Poh Kabupaten Grokgak ± 49km dari Kota Singaraja. Pura ini merupakan tempat pemujaan Sang Hyang Widhi dan Sri Patni Kaniten yang mencapai moksa salah satu dari pura Kahyangan Jagat dan Dang Kahyangan karena berkaitan dengan Danghyang Nirartha.

           Pura Pulaki berada di atas tebing berbatu yang menghadap ke laut dengan berlatar belakang bukit yang terjal. Pura ini dihuni oleh ratusan kera. Konon pura ini dibangun oleh Danghyang Nirartha pada pemerintahan Raja Gelgel, Dalem Waturenggong 1460 – 1552 Masehi.


Tinggalkan komentar

Pura Agung Jagat Natha


Pura Agung Jagat Natha adalah salah satu Pura KaHyangan Jagat di Bali yang letaknya di  Jl Mayon Wisnu tepatnya di sebelah Timur Lapangan Puputan Badung dan bersebelahan dengan Museum BaliPura ini adalah tempat pemujaan Tuhan dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Jagat Natha. Natha sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti raja, perlindungan atau pertolongan.

          Piodalan di pura ini berlangsung setiap satu tahun sekali tepatnya di Purnama Sasih Kelima dan hari-hari besar keagamaan seperti Galungan, Kuningan, Siwaratri, Pagerwesi dan Saraswati . Selain itu masyarakat sembahyang di pura ini pada saat Purnama dan Tilem. Pemangku di pura ini adalah Ida Bagus Mangku Widianegara dan dipuput(di tutup) oleh Istri Manuaba Mas Sidanta yang berasal dari Gria Panti Denpasar.


Tinggalkan komentar

Museum Le Mayeur


Museum Le Mayeur adalah salah satu museum di Bali tepatnya di di Jl Hang Tuah, Pantai Sanur Kaja. Museum ini memiliki bangunan khas Bali dan menyimpan ± 88 buah lukisan.

         Museum ini didirikan oleh Adrien Jean Le Mayeur. Ia adalah seorang seniman yang berasal dari Belgia. Ni Polok adalah seorang penari Bali (penari legong) di Banjar Kelandis berumur 15 tahun yang akhirnya bekerja sama dengan Adrien Jean Le Mayeur, yaitu menjadi model dalam lukisannya. Pada tahun 1935 mereka menikah pada saat umur Adrien Jean Le Mayeur 55 tahun. Tanggal 28 Agustus tahun 195,  Adrien Jean Le Mayeur menghadiahkan museum ini kepada Ni Polok. Karena mereka tidak memiliki anak  Ni Polok memberikan museum ini kepada pemerintahan Indonesia. Adrien Jean Le Mayeur meninggal tanggal 31 Mei 1956  pada usia 78 tahun karena kanker telinga parah. Ni Polok merawat museum ini sampai akhir hayatnya, ia meninggal tanggal 18 Juli 1985 pada usia 68 tahun.


Tinggalkan komentar

Museum Bali

          Museum Bali adalah salah satu nama museum di Kota Denpasar. Letaknya di Jantung Kota Denpasar yaitu di Jl Mayon Wisnu, tepatnya di sebelah timur Lapangan Puputan Badung dan bersebelahan dengan Pura Agung Jagat Natha. Museum ini merupakan museum tertua di Bali.

         Pendirian museum ini pada tahun 1910. Bentuknya memanjang dari utara ke selatan dan dibagi menjadi 2(dua) bagian. Museum ini diresmikan pada tanggal 8 Desember 1932. Memiliki 13.206 koleksi yang dipamerkan pada 4(empat) gedung, 5(lima) ruangan yaitu Gedung Timur, Gedung Buleleng yang berarsitektur tradisional Bali utara, Gedung Karangasem yang berarsitektur tradisional Bali Timur dan Gedung Tabanan yang berarsitektur khas Kabupaten Tabanan.

  • Gedung Buleleng menyimpan alat-alat kerajinan, alat-alat perlengkapan rumah tangga, alat-alat hiburan, alat-alat nelayan dan pertanian serta patung-patung primitif  yang terbuat dari batu dan tanah liat.
  • Gedung Karangasem menyimpan benda-benda arkeologi, etnografi, lukisan modern, seni rupa dan benda-benda prasejarah.
  • Gedung Tabanan menyimpan aksesori, senjata tradisional, benda-benda kesenian, benda purbakala, peralatan upacara dan rumah tangga.


Tinggalkan komentar

Tenganan

          Tenganan adalah salah satu desa di Kabupaten Karangasem. Desa ini merupakan Desa tradisional di Bali. Masyarakat di desa ini kerap disebut sebagai masyarakat Bali Age(masyarakat Bali Asli) yang tidak terlalu banyak mendapat pengaruh dari luar tetap mempertahankan awig-awig(peraturan) mereka, rumah dan adat tetap dipertahankan seperti aslinya yang tetap eksotik. Masyarakat ini tidak banyak mengikuti perubahan dari pengarung globalisasi yang mendunia. Mereka tetap sederhana dan tetap melaksanakan tradisi seperti keadaan zaman dahulu.

          Desa ini diapit oleh dua bukit. Permukiman di desa ini berbentuk petak-petak yang lurus dari utara keselatan. Dengan ukuran pekarangan yang sama. Masyarakat di desa ini bekerja sebagai petani dan usaha kerajinan. Desa ini juga memiliki ritual yang unik yaitu ritual geret(perang pandan). Ritual ini dilakukan oleh pemuda desa setempat dan dilakukan setiap 1 tahun sekali pada sasih atau bulan kelima saat hari Raya Sambah. Selain itu desa ini terkenal dengan hasil kerajinannya yaitu kain gringsing yang pewarnaanya menggunakan warna tradisional.


Tinggalkan komentar

Tirtha Gangga

             Tirtha Gangga adalah sebuah Desa yang terdapat sebuah istana yang digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga Raja. Selain itu disini juga terdapat kolam pemandian dengan air yang jernih dan segar membuat wisatawan nyaman dan senang jika berenang di kolam ini. Kolam ini dulunya adalah tempat pemandian keluarga raja. Selain air yang jenrnih, segar dan dingin udara disini juga tergolong sejuk karena dikelilingi dengan pemandangan indah dari persawahan dan pedesaan yang asri dan taman yang tertata rapi.

               Tirtagangga didirikan pada tahun 1946 – 1948 oleh Raja Karangasem yaitu Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem. Bangunan ini berarsitektur penggabungan antara Eropa, China dan tradisional Bali.


Tinggalkan komentar

Desa Celuk

           Desa Celuk adalah salah satu desa yang berada di Gianyar yang terkenal dengan kerajinan emas dan peraknya  yang berkualitas tinggi. Selain membelinya kita juga dapat melihat proses pembuatannya. Hampir semua penduduk Desa Celuk bekerja sebagai pengrajin emas dan perak yang sangat terampil dan hasil produksinya telah memasuki pasar lokal, nasional dan international. Semua keluarga dan penduduk Desa Celuk terampil dalam seni mengembangkan kreasi desain dan variasi. Beragam jenis kreasi dan variasi perhiasan yang digunakan sebagai cendramata, atau diperjual belikan seperti cincin, gelang, kalung, anting-anting, giwang, bross dan perhiasan lainnya.

          Hasil kerajinan emas dan perak yang dihasilkan di Desa Celuk memiliki kualitas yang bermutu tinggi serta mampu memproduksi dalam kuantitas yang besar. Setiap hari objek ini ramai dengan pengunjung baik tamu domestik dan asingl karena objek ini sudah sangat terkenal.


Tinggalkan komentar

Pura Tirta Empul

          Pura Tirta Empul yang lebih dikenal sebagai istana Tampaksiring yang terletak di Desa Manukaya Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar. Ini merupakan sebuah peninggalan Kerajaan Bali, salah satu dari beberapa peninggalan purbakala yang menarik untuk disaksikan dan diketahui di desa ini. Di sini terdapat sebuah mata air yang sangat besar dan kolam tempat penyucian diri(melukat). Pada ketinggian terdapat Istana Presiden yang dibangun pada pemerintahan Presiden Soekarno pada pada kunjungan tahun 1954, yang sekarang digunakan sebagai rumah istirahat bagi tamu penting dan merupakan satu-satunya Istana Kepresidenan yang di bangun setelah Indonesia Merdeka.

           Pura ini dibangun pada  tahun 960 A.D tepatnya pada zaman Raja Chandra Bhayasingha dari Dinasti Warmadewa. Pura ini dibagi atas Tiga bagian seperti Pura lainnya yang terdapat Jaba Pura (HaLaman Muka), Jaba Tengah (Halaman Tengah) dan Jeroan (Halaman Dalam). Di Jaba Tengah terdapat 2 (dua) buah kolam persegi  panjang yang memiliki 30 buah pancuran yang berderet dari Timur ke Barat menghadap ke Selatan. Masing – masing pancuran tersebut mempunyai nama tersendiri diantaranya pancuran Pengelukatan, Pebersihan, Sudamala dan Pancuran Cetik (Racun). Pancuran Cetik ini berhubungan dengan mitologi pertempuran Mayadenawa Raja Batu Anyar (Bedahulu) dengan Bhatara Indra. Singkat cerita Raja Mayadenawa dengan sesuka hatinya melarang rakyat melakukan upacara keagamaan yang bertujuan untuk mohon keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa. Perbuatannya pun diketahui oleh para Dewa yang dipimpin oleh Bhatara Indra dan akhirnya menyerang Raja Mayadenawa. Dalam pertempuran  Raja Mayadenawa kalah dan membuat sebuah mata air Cetik (Racun) yang mengakibatkan banyaknya pasukan Bhatara Indra keracunan atau sakit keras dan akhirnya Bhatara Indra menancapkan tombaknya dan mengeluarkan air keluar dari tanah (Tirta Empul) dan menyembuhkan semua pasukan  Bhatara Indra.